TREE (POHON)
A. KONSEP POHON
Pohon
didefinisikan sebagai suatu graf tak berarah terhubungkan (connected undirected
graph) yang tidak mengandung rangkaian sederhana. Pohon adalah bentuk khusus
dari suatu graf yang banyak diterapkan untuk berbagai keperluan. Misalnya
struktur organisasi suatu perusahaan, silsilah suatu keluarga, skema sistem
gugur suatu pertandingan, dan ikatan kimia suatu molekul adalah jenis graf yang
tergolong sebagai pohon. Pada pohon, simpul-simpul yang berderajat satu
dinamakan daun (leave), sedangkan simpul yang derajatnya lebih besar daripada
satu dinamakan simpul cabang (branch node) atau simpul internal (internal node)
dan kumpulan pohon-pohon yang terpisahkan satu sama lain disebut hutan
(forest).
Contoh pohon :
B.
POHON BERAKAR
Suatu graf dinamakan pohon berarah bila arah
rusuknya diabaikan dan suatu pohon berarah dinamakan pohon berakar (rooted
tree) bila ada tepat satu simpul yang berderajat masuk 0, dan semua simpul lain
berderajat masuk 1. simpul berderajat masuk 0 dinamakan akar, simpul berderajat
keluar 0 dinamakan daun, sedangkan simpul yang berderajat masuk 1 tetapi
derajat keluarnya tidak 0 disebut simpul cabang.
pada gambar di atas simpul a adalah akar, simpul-simpul b, c adalah
simpul cabang sedangkan simpul-simpul d, e, f, dan g adalah daun.
Tidak ada akar selain V0 pada suatu pohon.
Relasi yang terjadi antar simpul bukanlah merupakan relasi bolak-balik (relasi satu arah).
Simpul d disebut anak (child)
dari simpul b bila ada rusuk dari b ke d, dalam hal ini simpul b disebut
ayah (parent) dari simpul d. Bila simpul d memiliki anak lagi maka anak dari
simpul merupakan keturunan (descendent) dari simpul a, b, d , karena ada
lintasan berarah dari simpul- simpul tersebut ke simpul anak dari d. Sebaliknya,
simpul-simpul a, b, dan d disebut leluhur (ancestor) dari simpul anak dari d.
Bila dalam menggambar suatu pohon berakar, anak suatu simpul cabang
selalu ditempatkan di bawahnya, maka tanda panah rusuk dapat diabaikan saja.
Teorema Pohon Berakar
Teorema 1 (Teorema
geometrik pohon)
Bila (T,V0) adalah pohon berakar (T adalah relasi dan V0
adalah akar) maka:
·
Tidak ada siklus dalam T
Gambar di atas bukanlah suatu
pohon berakar karena ada suatu siklus dari V0 - V2 - V3 kembali ke V0.
·
V0
merupakan satu-satunya akar dari T
Tidak ada akar selain V0 pada suatu pohon.
Gambar di atas
bukanlah pohon berakar karena mempunyai
2 akar pohon yaitu V0 dan
V1.
·
Tiap simpul di T kecuali V0
memiliki derajat masuk satu sedangkan
V0 berderajat
masuk 0.
Gambar di atas bukanlah suatu pohon berakar
karena akarnya (V0) berderajat masuk 1 dan ada simpul lain yang berderajat masuk 2 yaitu V4.
Teorema 2
·
Irreflexive
Setiap simpul tidak berelasi dengan
simpul itu sendiri.
·
Asymmetric
Relasi yang terjadi antar simpul bukanlah merupakan relasi bolak-balik (relasi satu arah).
Gambar di atas bukan pohon berakar
karena V2 dan V5 berelasi bolak – balik.
·
Jika (a, b) Î T dan (b, c) ÎT, maka (a, c) ÏT
Bila b berelasi dengan a dan bila c
berelasi dengan b, maka c tidak memiliki relasi dengan a.
Teorema 3
Bila (T, vo) adalah pohon berakar dan v Î T maka :
♣
T(v) juga pohon berakar dengan akar v . T(v) juga subtree
dari T dengan awal v.
Sebuah pohon berakar yang simpul cabangnya memiliki
paling banyak m anak (maksimal), disebut dengan pohon m-er (m-ary tree).Dan
sebuah pohon m-er dikatakan teratur bila setiap simpul cabangnya tepat memiliki
m anak.
Contoh:
Hubungan antara banyakya simpul cabang dengan banyaknya
daun pada suatu pohon m-er teratur bisa kita lihat pada contoh berikut.
Misalkan ada sebuah turnamen, pada setiap pertandingan menggunakan sistem
gugur. Ada 16 klub peserta turnamen, sehingga pada akhir turnamen hanya tersisa
satu tim yang menjadi juara. Bila kita tuangkan jadwal pertandingannya dalam
bentuk grafik, ini merupakan contoh sebuah pohon biner teratur dimana setiap
simpul cabang tepat memiliki 2 anak. Maka kita dapat menemukan bahwa jumlah
pertandingan yang dilangsungkan adalah 15 pertandingan (satu lebih sedikit
daripada jumlah klub peserta).
Bila i menyatakan banyak simpul cabang, dan t menyatakan banyaknya
daun, maka diperoleh hubungan :
i = t – 1
hasil ini dapat diperluas untuk pohon m-er teratur lainnya menjadi :
(m–1) i = t – 1
Contoh :
Bila sebuah komputer dapat menghitung 3 buah bilangan sekaligus
dengan sebuah instruksi, berapa instruksikah yang dibutuhkan untuk menjumlahkan
7 buah bilangan ?
Jawab : dengan menggunakan
rumus yang sudah kita definisikan diatas, maka:
(m–1) i = t – 1 ; m=3 dan
t=7
(3–1) i = 7 – 1
i = 3
Ini berarti komputer harus melakukan 3 kali instruksi untuk
menjumlahkan ketujuh bilangan tersebut dan dapat digambarkan sebagai berikut
(dalam dua cara)
POHON BINER
Pohon biner merupakan jenis pohon m-er yang simpul cabangnya
memiliki maksimal dua anak. Karena anak dari suatu cabang maksimal hanya dua,
maka anak cangan ini dinamakan anak cabang kiri atau anak cabang kanan. Dalam
pohon biner, cabang kiri dan kanan ini dibedakan (untuk pohon secara umum
tidak). Bukan hny cabangnya saja, bahkan urutan cabang kiri atau vabang kanan
pun dibedakan. Perhatikan gambar dibawah
ini, kedua contoh ini merupakan pohon biner yang berbeda.
Penenlusuran pohon biner
Penelusuran pohon berakar ada 3 macam :
- Preorder
§ Kunjungi akar
§ Telusuri
cabang kiri
§ Telusuri cabang kanan
- Inorder
§ Telusuri cabang kiri
§ Kunjungi akar
§ Telusuri cabang kanan
- Postorder
§ Telusuri cabang kiri
§ Telusuri cabang kanan
§ Kunjungi akar
Preorder : a-b-d-h-e-i-c-f-i-g-k-l
Inorder : h-d-b-e-i-a-j-f-c-k-g-l
Postorder : h-d-i-e-b-j-f-k-l-g-c-a
sumber: makalah matematika diskrit mahasiswa elektro UGM 2002
|
||||
|
||||
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home